Rabu, 16 Maret 2011

catatan kecilku

 Tak terasa bergulirnya waktu mengubah ku menjadi sosok gadis yang dewasa, aku mungkin tak setegar mama ku dalam menjalankan hidup, tapi aku bangga dengan mama. Di balik perihnya hidup kami,hanya mama yang mampu membuatku tersenyum dan membuatku berarti. Aku tau di balik senyum mama ada rasa sakit yang luar biasa. Tapi mama tak menunjukan itu padaku,mama selalu ada untuk anak-anaknya, meski kami anaknya telah menggores luka di hati mama..
Mama selalu ada dikala kami butuhkan mama, selalu datang di saat kami memang benar butuh bantuan mama, mama memang inspirasi ku dan mama adalah nyawaku hidup di dunia ini,, hanya mama,,mama,,dan mama..
Enatah dimana seorang ayah yang harusnya bahagiakan kami sebagai anaknya, yang harusnya membiayai kami sebagai keluarganya, yang seharusnya menjadi imam kami yang membutuhkan bimbingan nya,,
Ayah,, kami  butuh ayah.. kami butuh dukungan,kami butuh doa dan kami butuh kasih sayang..
Ayahku berada dalam pangkuan hawa yang dia yakini sang hawa yang mampu mengubah hidup dia dan menjadikan dia berarti, tapi jauh dalam realita ayah hanya dijadikan mesin pencetak uang.
Satu sisi aku mengasihani ayah,tapi di sisi lain aku membenci sifatnya. Setiap saat aku mengemis kasih sayang, setiap saat aku berdoa atas kesadaran ayah, setiap saat aku berharap kami anaknya yang ada di fikiran ayah dan aku berharap jikapun memang wanita itu miliki ayah yang ku minta hanya satu “jangan pisahkan kami”.
Mungkin aku masih belum bisa menerima kenyataan, mungkin aku masih iri dengan ke dua saudaraku,mungkin aku yang masih berfikir ke kanak-kanakkan, karena kedua kakak ku mereka cukup dengan kebahagiaan nya, mereka memiliki kasih sayang ayah hingga mereka terpisah rumah dan mengurus rumah tangga mereka masing-masing. Sedangkan aku aku hanya merasakan kasih sayang utuh hanya sampai usiaku 11 tahun.
Aku melihat mama menangis,aku melihat kejadian demi kejadian yang membuat hatiku teriris. Aku.. aku tak meminta banyak, aku hanya meminta “jangan lupakan aku, karena aku adalah darah dagingmu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar